Langsung ke konten utama

Belajar Peran menjadi (calon) Guru Impian - Asistensi Mengajar 2021

Halo, Apa kabar? 

Alhamdulillah, Aku baik dan sehat.

Sudah sebulan aku nge-ghosting, bukan? Gimana rasanya menghilang dari blog milik sendiri? Ya pasti ada beban, karena aku ingin selalu membagikan cerita kepada Airira masa depan dan pembaca yang lapang dada, karena harus kesasar di blog random ini.

Sejak tanggal 13 September 2021, Aku sudah memulai kegiatan Asistensi Mengajar ini dengan penuh rasa berat hati. Ya, awalnya. Kenapa? Karena Aku masih cukup belum siap harus sendiri di sekolah baru dan takut mengenal orang-orang baru, terutama guru-guru, karyawan sekolah, dan murid-murid.

Benar, menjadi guru adalah cita-cita yang sudah kutekad-kan dalam hati sejak duduk dibangku kelas dua sekolah dasar. Kala itu, guru pernah meminta untuk membuat puisi cita-cita, dan aku menulis judul klasik yaitu Guru. Bahkan, saat mendengarkan lagu "Hymne Guru" di masa kakak kelas menyanyikan di waktu upacara, aku merasakan angin merinding menyapa bulu kudukku. Apalagi, melihat sosok mbahkung yang dikenal pernah menjadi guru dan keluarga besar kebanyakan menjadi guru. Puncaknya, saat aku melihat film "Laskar Pelangi" dan melihat sosok Pak Harfan dan Bu Muslimah yang menjadi panutan Airira setengah remaja.

"Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya," kalimat itu pernah dilontarkan oleh sosok tokoh Pak Harfan dalam film tersebut. Aku melihat sosok kedua guru itu penuh ikhlas mengajar anak-anak yang cukup kekurangan dalam mengenyam pendidikan yang layak. 

"AKU INGIN SEPERTI BELIAU," kata Airira masa itu.

Cita-cita itu semakin berkembang saat duduk dibangku kelas 12 dan wali kelas meminta kami semua untuk menuliskan cita-cita. Aku semakin yakin dengan cita-cita itu, dan bahkan mengambil kuliah di jurusan pendidikan. 

Saat belajar di bangku perkuliahan, ternyata banyak sekali persiapan menjadi seorang guru, baik harus mengenal latar belakang siswa, belajar memahami psikologi siswa, dan metode-metode yang menarik untuk siswa. Huft, susah ya! Terutama saat melakukan praktik Tadris Musaghar atau Microteaching, yang membuat jantung berdegup kencang. "Astagfirullah, ini sama teman sendiri aja dag dig dug, apalagi sama manusia-manusia kecil yang niat lillahi ta'ala mencari ilmu. Beban menjadi guru pasti berat," pikir Airira usai melakukan praktik.

Apalagi saat adanya KKN yang menjadi awal Aku mengajar anak-anak asli. Yaps, anak-anak yang punya semangat untuk belajar bahasa Arab. Mau tau kisahnya? Yuk, lihat di link ini ya wkwkwk

https://www.kompasiana.com/aisyahrramadhani6931/6101315906310e0dfc4f9a72/beri-pengalaman-awal-kepada-anak-anak-dengan-belajar-bahasa-arab

Itu sebenarnya tugas buat laporan KKN, tapi alhamdulillah cukup bangga bisa menulis artikel sendiri dan dibaca sendiri wkwk.

Nah, usai KKN lanjut ke PPL, namun kegiatan itu diubah menjadi program Asistensi Mengajar. Kegiatan ini lebih lama dibandingkan PPL yang sebenarnya, karena selama 6 bulan harus berada di sekolah baik itu membantu di dalam kelas maupun di administrasi sekolah.

Bagaimana perasaanku kala itu? Yaps, benar-benar takut dengan pendapat guru, dan siswa. Entah mungkin membosankan atau bahkan dibandingkan dengan orang lain. Apalagi aku yang silent people dan tak bisa attractive seperti manusia pada umumnya. Manusia seumuranku saja banyak yang merasa canggung dan sungkan kepadaku, apalagi anak-anak kecil itu. Huaah, overthinking benar-benar merajai pikiran.

Tapi, kita pasti lupa bahwa segalanya akan tahu akhirnya bila ada proses yang sedang dilalui. Masyaallah, ternyata saat kita berusaha menumbuhkan cinta pada kegiatan yang akan dijalani, pasti semua tampak senang, nyaman, dan make me fall in love.

Melihat siswa yang menyapa dan tersenyum kala Aku melewati mereka, saat mereka tidak beranjak ke luar kelas saat aku mengajar, dan bahkan saat mereka mau menanggapi apa yang kusampaikan, itu adalah alasan cinta yang klasik namun menyenangkan. Aku senang bahkan saat menyelesaikan tugas yang diberikan karyawan TU dan itu menambah imun yang ternyata sederhana.

Aku yang awalnya ragu dengan cita-cita yang sudah sekian lama kuimpikan, gara-gara "sendiri di tempat baru" dan "ketakutan dengan orang baru", Alhamdulillah semakin bisa menikmati dengan bertemu orang-orang yang mungkin tak bisa kutemui selalu. Aku yang awalnya memberanikan diri untuk terjun sendirian, dan ternyata Allah benar-benar menyelamatkan kenekadanku itu dengan bertemu orang-orang yang baik. Aku jadi selalu yakin bahwa sendiri tak selalu menakutkan, sudah banyak hal yang kulakukan sendiri di lingkungan baru, meskipun selalu diantar dengan rasa takut, tapi selalu bisa diatasi dengan baik, karena Allah dan diri sendiri yang membantu untuk tetap bisa bertahan. 

Asistensi mengajar mengajarkan banyak hal bagiku, yaitu Dont Judge a Book by Its Cover. Di sekolah ini, aku sadar bahwa tak selamanya laki-laki dipandang nakal, dan pembuat onar. Faktanya, aku menemukan sosok-sosok siswa laki-laki yang sopan dan aktif, mereka tidak nakal, hanya energi mereka yang banyak, membuat mereka gemar bergerak ke sana dan ke mari atau aktif. Bahkan, perempuan yang dipandang pendiam, kalem, dan lain-lain, aku melihat bahwa siswa perempuan juga bisa mengekspresikan diri mereka dan aktif meskipun dengan lisan. Setidaknya, sterotype yang selalu terdengar itu bisa berubah saat kita bisa terjun dan menyaksikannya langsung. 

Selain itu, pelajaran yang bisa kuambil lainnya adalah mengenai rasa cinta yang harus selalu diciptakan untuk memberikan rasa nyaman dalam menjalani kegiatan. Rasa cinta yang besar, membuat kita akan melakukan apapun agar tidak mengecewakan dan menyenangkan bagi orang yang kita cintai. Aku ingin siswa merasa bahwa pelajaran yang aku berikan itu menyenangkan bagi mereka, sehingga meskipun tak semua anak sesuai harapan kita dalam memahami pelajaran, setidaknya mereka SENANG berada di kelas dan mengikuti pelajaran hingga bel akhir. Tak ada rasa beban dan ketakutan seperti halnya saat kita mungkin duduk di bangku sekolah dulu.


Aku harap semoga dengan adanya Asistensi Mengajar ini, aku dan kamu bisa memiliki pengalaman berharga, serta semakin cinta dengan calon impian kita, yaitu guru yang mencerdaskan manusia-manusia penerus bangsa. Aamiin.


Airira~


Kota banana, 16 Oktober 2021



Komentar

Postingan populer dari blog ini

GOOD BYE AGUSTUS... WELCOME SEPTEMBER...

 Halo kawan.. Bagaimana kabar kalian? Semoga baik dan sehat selalu ya. Hidup di masa yang penuh kekhawatiran ini, semoga aku dan kamu tetap selalu dalam lindungan Allah. Bulan Agustus sudah hampir selesai. Ya. Sekitar 4 jam lagi, kita akan memasuki bulan September.  Banyak hal terjadi di bulan Agustus ini. Dari riweh kegiatan KPL, dan beberapa hari ini kembali riweh dengan perubahan program kampus. Aku sangat senang dengan kegiatan program kemendikbud yaitu asistensi mengajar itu. Aku ingin memiliki pengalaman belajar menjadi seseorang yang aku impikan, yaitu teacher. Selain sibuk mengurusi itu, kegiatan penelitian ustadz S3 juga cukup menyenangkan, karena saya bisa mendapat ilmu tentang dunia pariwisata, ya meskipun semester 7 besok, sepertinya saya tidak mengambil mata kuliah tersebut. Menjadi seorang guru adalah impian. Sedari Madrasah Ibtidaiyah, hingga kini aku masih memiliki impian yang sama. Aku ingat kala Sekolah Menengah Atas, aku juga mencantumkan kata "GURU" dalam

SUASANA SEMESTER AKHIR

Sudah lama tak berjumpa.  Rasanya, baru kemarin suasana KKN masih merasuk jiwa. Bertemu dengan kawan baru dan kawan lama. Tahun ini, julukan berubah menjadi "mahasiswa akhir". Sebenarnya, kehidupan terus berjalan, meskipun kata "akhir" berada di belakang kami, sebenarnya itu menjadi "awal" untuk memikirkan kehidupan baru. Januari akhir di tahun ini, aku sudah memasuki gerbang kehidupan mahasiswa akhir, yang bernama Seminar Proposal. Jadwal yang muncul H-1 sebelum sidang, sudah menjadi awal kepanikan dalam hidupku sebagai mahasiswa akhir. Tetek bengek power point, mental, dan latihan presentasi harus segera dipersiapkan dengan matang. Dan, seperti yang kalian lihat, i can do that! Yes, that tragedy was over. Setelah sempro, aku pikir semangatku bisa menggebu-gebu. Seminggu bisa langsung bimbingan, dll. Nyatanya, benar kata orang-orang di fyp tiktok, berada facebook, explore instagram, bahwa setelah sempro adalah awal sebuah rasa malas. Aku selalu merasa, ba